Weblog Kanker Payudara

KEMANA HARUS BEROBAT

Posted on: Desember 23, 2007

Tentu akan sangat terkejut dan panic bila tiba-tiba diketahui kita terkena kanker payudara. Pertanyaan pertama yang timbul adalah kemana akan berobat ? Pertama-tama tenangkan pikiran, minta suami, keluarga untuk mencari informasi.Pasien sendiri, apabila sudah tenang sambil menunggu terkumpulnya informasi bisa browsing diinternet.Sebaiknya jangan terlalu lama, segera putuskan ke dokter mana akan berobat. Berdasarkan pengalaman pribadi, berikut adalah sedikit pandangan dan panduan untuk membantu para pasien penderita kanker memutuskan kemana sebaiknya berobat.

  1. Ketika akan memilih pengobatan, jangan sekali-kali panic. Daripada panic, lebih baik berdoa memohon agar Tuhan menuntun kita menuju jalan pengobatan yang benar. Pilih Rumah Sakit yang dokternya dalam menangani pasien kanker tergabung dalam satu team. Jangan pilih dokter yang menangani semuanya sendirian. Kalau semua ditangani sendiri, bisa saja keputusan yang dibuat salah. Akan sangat berbeda bila ditangani banyak kepala yang ahli dibidangnya masing-masing ( Ahli Patology, Ahli bedah tumor, Ahli Radiotherapy, Ahli Hematology ). Karena mereka akan selalu berunding dalam memutuskan suatu pengobatan pada pasien. Otomatis hasil keputusan yang keluar adalah hasil kerja sama team. Dirumah sakit tempat saya berobat, selain ada team dokter, juga ada dokter pendamping, yang kadang jadi juru bicara team dokter itu. Jadi apabila pasien belum mengerti apa yang disarankan team dokter, masih bingung, bisa berdiskusi dengan dokter pendamping. Karena biasanya team dokter itu merupakan dokter-dokter senior yang sangat sibuk.
  2. Bila akan memilih pengobatan keluar negeri, sebaiknya dipikir masak-masak. Ikut group milinglist yang anggotanya berasal dari berbagai Negara lebih baik. Karena informasi bisa didapat darimana saja. Sepengetahuan saya, yang telah mengikuti group milinglist selama hampir 2 tahun yaitu: breastcancer@yahoogroups.com, pengobatan yang dilakukan diluar negeri bisa dibilang sama dengan di Indonesia mulai dari cara melakukan biopsy, test-test sebelum penentuan pengobatan, obat-obat chemotherapy mulai obat pre-chemo hingga obat chemotherapynya sendiri. Sekarang cara pengobatan kanker sudah menggunakan standar internasional. Di Chinapun ( yang sekarang sedang ngetrend diantara pasien-pasien di Indonesia )obat-obat tambahan itu hanya untuk meningkatkandaya tahan tubuh pasien. Obat utama chemotherapy tetap dipakai. Jadi prosedurnya sama. Hanya diluar negeri alat-alatnya lebih canggih, tujuannya tetap sama. Disana pasien lebih familiar dengan test PETSCAN, MUGATEST, dan test-test canggih lain yang biayanya bisa puluhan juta rupiah kalau ada di Indonesia. Sebenarnya test-test itu bisa tidak dilakukan, kalau kanker payudara cukup dengan : Bonescanning, USG, PHOTO THORAX, pemeriksaan darah, ECHO, EEG, dan tentu saja biopsy yang semua itu biayanya tidak begitu mahal. Apabila kurang puas, untuk pasien yang mampu bisa ditambah MRI atau CT-scan. Diluar negeripun, seperti yang saya baca dari pengalaman-pengalaman pasien, mereka juga ada yang tidak puas dengan pelayanan dokter-dokter dan suster-susternya. Menurut saya itu sangat manusiawi. Karena dalam kondisi demikian pasien yang dalam keadaan kalut / sakit ingin perhatian yang lebih. Sedang dokter dan perawat kadang-kadang dalam kondisi badmood. Jadi jangan berpikir kalau sudah berobat diluar negeri segalanya jadi beres. Dan pasti sembuh. Tidak ada yang pasti dalam hidup ini. Tetap yang penting adalah hubungan antar manusianya.Kembali lagi, semua berpulang pada pasien sendiri dalam menentukan pengobatan mana yang akan dipilih.
  3. Pengobatan didalam negeri, bisa jadi lebih murah. Seperti sudah dibahas diatas pelaksanaan pengobatan didalam negeri tidak jauh berbeda dengan diluar negeri. Hanya alat-alat canggih memang di Indonesia belum semua ada. Tapi menurut saya itu hanya sebagai sarana pendukung saja karena dengan alat-alat yang ada di sinipun penentuan pengobatan yang sesuai untuk pasien bisa dilakukan. Yang penting sebenarnya penanganan manusianya yaitu baik dokter, perawat dan team medis lainnya juga partisipasi dari pasien itu sendiri. Perlu diketahui, sebenarnya dokter-dokter di Indonesiapun selalu mengupdate pengetahuannya diluar negeri lewat seminar-seminar yang diadakan di berbagai Negara. Jadi dari sisi pengetahuan mereka bisa dikatakan sama. Memang seperti pernah saya alami, ketika HER2 saya positif 2+ dimana posisi itu adalah posisi borderline. Artinya bisa menggunakan obat HERCEPTINE bisa juga tidak. Untuk memastikan rasionya, sample biopsy saya oleh Rumah Sakit yang merawat saya dikirim ke Singapore. Untuk dilakukan test FISH.
  4. Partisipasi pasien sangat penting. Sebaiknya jadilah pasien yang aktif. Jangan menyerahkan begitu saja tubuh kita untuk ditangani dokter, tanpa ada rasa ingin tahu obat-obat apa saja yang akan dimasukkan kedalam tubuh. Jangan punya pikiran bahwa : “Kan, saya sudah bayar dokter mahal-mahal, urusan dia untuk melakukan apa saja pada saya, yang penting dia harus menyembuhkan saya.” Ini pandangan yang keliru. Kesembuhan bukan ditentukan oleh dokter. Yang pertama adalah karena kasih sayang dan ridho Tuhan, kedua dari kemauan / semangat yang timbul dari diri sendiri, ketiga baru bantuan dari dokter. Jadi sebenarnya pasien tidak bisa sepenuhnya menggantungkan nasibnya pada dokter. Dokter adalah manusia biasa yang profesinya menyembuhkan penyakit manusia, tapi dia bukan Tuhan yang tahu segalanya.Carilah informasi sebanyak-banyaknya tentang penyakit yang diderita. Bisa dari internet, mengikuti seminar, diskusi dan berbagi pengalaman dengan sesama pasien, makanya bergabunglah dalam group milinglist yang saya buat yaitu ( http://health.groups.yahoo.com/group/kankerpayudaragroup/),meminta brosur-brosur dari perusahaan pharmasi yang obatnya akan kita pakai atau panggil salesnya untuk menjelaskan fungsi obat kepada kita. Kalau kita jadi pasien yang tahu akan penyakitnya maka dokterpun akan hati-hati dalam memilih pengobatan apa yang cocok. Bahkan kadang pasien juga bisa ikut berdiskusi dengan dokter tentang obat yang akan digunakan, yang sesuai dengan kondisipasien itu.
  5. Jalin hubungan emosi yang baik dengan team dokter yang menangani penyakit kita. Karena pasien kanker itu akan berhubungan dengan dokternya dalam waktu yang sangat lama bisa dikatakan seumur hidup, apalagi untuk pasien-pasien stadium lanjut. Kalau pasien sudah ada rasa tidak cocok dengan dokter yang merawatnya, sebaiknya cari dokter lain karena hubungan emosi yang tidak baik dengan dokter bisa mempengaruhi penyakit yang diderita. Kalau mau masuk ruang prakteknya saja sudah malas, bagaimana bisa tenang dalam menjalani pengobatan. Jadilah teman diskusi yang aktif dengan dokter. Karena mereka juga pasti senang kalau punya pasien yang penuh semangat. Ingat kalau kita selalu dalam keadaan tidak semangat, lemah, solah-olah dalam kondisi selalu harus ditolong energy yang kita pancarkan adalah energy negative itu juga akan mempengaruhi mood dokter. Apalagi kalau saat itu dokter sedang kondisi cape maka pasti suasananya tidak menyenangkan. Pada saat berobat kita juga harus lihat kondisi dokter kalau moodnya sedang tidak bagus jangan bertanya terlalu banyak apalagi untuk hal-hal yang sifatnya hanya untuk menarik perhatian dokter. Seperti diketahui dokter Onkology di Indonesia jumlahnya hanya puluhan. Sedang pasien kanker jumlahnya tiap tahun selalu naik perbandingannya tidak seimbang. Disini saya punya suatu pengalaman yang menarik mengenai hubungan emosi dengan dokter yang merawat saya. Ketika tahun lalu saya selesai menjalani chemotherapy yang ke enam ( chemo terakhir ), dua minggu sesudahnya saya merasa kesakitan pada bahu dan lengan sebelah kanan. Rasa sakitnya luar biasa. Sedikit terpikir bahwa mungkin ada metastasis ke tulang –tulang itu. Tapi saya ragu karena chemo baru saja berakhir, sedang infuse ZOMETA untuk penguat tulang belum selesai. Karena sudah tidak tahan, saya kedokter yang melakukan chemotherapy, pasti ini ada hubungannya dengan chemotherapy. Ketika masih diperjalanan dan di ruang tunggu dokter, saya masih sangat kesakitan. Tapi begitu masuk ke ruang prakteknya sakit saya sudah sangat berkurang hampir hilang, malahan. Saya heran, tapi itulah salah satu petunjuk bahwa hubungan emosi antara dokter dan pasien sudah terjalin bagus sehingga pasien seperti diberi obat placebo. Ternyata akhirnya diketahui itu akibat adanya pemyumbatan saja. Hal ini biasa dialami pasien chemotherapy. Kejadiannya bisa segera atau beberapa minggu setelah chemo, bahkan bisa beberapa bulan setelah chemotherapy.
  6. Ketika menjalani chemotherapy pilihlah Rumah Sakit yang mempunyai banyak perawat yang sudah biasa melakukan chemotherapy. Karena apabila menusukkan jarum infusnya dari awal sudah tidak benar maka obat chemo bisa saja macet ditengah-tengah pelaksanaan chemotherapy. Dan itu lumayan sakit, bisa menimbulkan bekas yang lama hilangnya, atau pembengkakan yang juga lama pulihya atau bahkan tidak akan kembali normal lagi. Selalu bawa salep THROMBOPHOP gel. Untuk jaga-jaga kalau infuse obat chemo macet, setelah jarum dicabut segera diolesi gel ini banyak-banyak. Tapi kemacetan obat chemo pada saat diinfuskan juga bukan semata-mata salah perawat saja. Bisa karena pembuluh darah vena pasien sangat kecil / lembut ketika dimasukkan obat chemo yang cairannya pekat/kental, biasanya resiko macet ada. Ada beberapa obat yang cairannya pekat. Diantaranya saya pernah menggunakannya yaitu : DOXORUBICYN dan NAVELBINE.

Jadi, selamat memilih rumah sakit yang cocok di hati, bisa didalam negeri atau diluar negeri. Dan bekali diri dengan pengetahuan tentang penyakit sendiri, sehingga apabila sedang menjalani terapi pasien bisa mengikuti tahapan-tahapannya, dan apabila ada yang meragukan kita bisa langsung bertanya. Karena diluar Negeripun tak terbebas dari mal praktek.Kalau saya pilih didalam negeri saja. Selain tidak ada biaya, juga saya bisa melakukan banyak aktivitas yang positif, dekat dengan keluarga, terutama anak-anak.

Tag:

8 Tanggapan to "KEMANA HARUS BEROBAT"

satu satunya pengobatan di indonesia perpaduan medis dan herbal menangani kanker gejala atau sdh kronis proses cepat sekali datang insya allah tidak balik lagi biaya terjangkau. hub : farid 012-7013 8333

Pak Yuda, kalau boleh tahu pengobatan sejenis apakah itu,
dan berapa biayanya kira-kira, alamatnya boleh dicantumkan ya, Terima kasih sebelumnya

Mbak, sy Lina, keluarga kami sedang mencari tempat untuk radiotheraphy buat Ibu, beliau mg lalu di diagnosa terkena kanker payudara stadium 1. Proses pemeriksaan tsb dilakukan di Singapore.
Untuk radiotherapy, saya sudah cek hanya ada di RS Pemerintah atau BUMN sedangkan keluarga agak ragu untuk dilakukan di Indo krn tidak percaya dengan cara kerja yang berhubungan dengan Pemerintah or BUMN (cara perawatan alat yang ada dan SDM nya). Khawatir alatnya tidak dirawat dgn seharusnya. Mbak bisa kasih saya inputan mengenai hal ini dari yang saya baca Mbak radiotheraphy jk saya tdk salah di RSCM. Sehingga saya bisa memberikan masukkan u/ keluarga.
Dan terimakasih jg buat blog nya sudah menjadi berkat buat banyak orang.
Wassalam
Lina

Sampai sekarang, untuk Radiotherapy, yang terbaik adalah di RSCM. Alhamdulillah sampai hari ini saya sudah menjalani Radiotherapy sebanyak 90x disana tapi belum pernah ada pengalaman yang tidak menyenangkan. Insya Allah tidak akan pernah terjadi.Kalau keluarga Lina punya dana banyak, silahkan saja pilih program red carpet di RSCM, biayanya lebih mahal, tapi fasilitasnya bagus. Apa saja program yang ditawarkan disana, silahkan baca artikel di blog ini yang berjudul RSCM PUNYA ALAT BARU. Kalau bukan program red carpet biasanya untuk 1 paket sinar payudara > 20x biayanya Rp. 20 jt-an kalau red carpet antara Rp. 25 jt-an atau lebih. Silahkan hubungi Departemen Radiotherapy RSCM. Nomor telponnya ada diartikel saya diatas.

Saya sakit kanker payudara, secara medis berupa akar yg sudah melebar.mhn alamat dan biayanya berapa?bls.mks

Farida, kalau kamu sudah cocok dengan dokter Onkology yang sekarang merawatmu, ya teruskan saja. Banyak RS yang bisa merawat pasien kanker diantaranya RS. Pertamina, RSPAD, RS. GADING PLUIT, dll. Kalau saya di JBC ( Jakata Breast Center, di JL. Kramat VI no.14A ) dan chemo di RS. Kramat 128. Yang penting bukan rumah sakitnya, tapi kecocokan pasien dengan team dokter Onkology yang merawat. Biaya chemo, tergantung obatnya yang termurah kurang lebih Rp. 2 jt. utk sekali chemo, belum termasuk biaya kamar, dll. yang termahal bisa Rp. 20 jt-an tapi ini biasanya untuk pasien yang parah.

Kebetulan saya adalah Cancer Counsellor di salah satu kantor perwakilan rumah sakit di Singapore.Mungkin saya bisa membantu temen2 yg ingin bertanya seputar kanker,dokter & rumah sakit di Singapore & Malaysia (untuk yg berencana berobat ke sana ) ataupun sekedar sharing saja.
Temen2 bisa kontek saya

Ikawari Maesa
Telp 021 975 54237
email : eka_wulansari@yahoo.com
Thanks,

mba,, 5 bulan yg lalu ibu saya menjalani oprasi payu darah pertama dokter bilang akan ada oprasi yang ke dua hari ini ibu saya masuk rumah sakit gejalanya keringat keluar tapi badan tidak panas kepala terasa pusing dan lemas apakah itu di karnakan kangker payu darah ibu saya belum membaik dari bekas oprasi keluar darah dan nanah yang kotor bagaimana mba?? terimakasih

Tinggalkan komentar

Pita Pink

Pita Pink

Arsip Kankerpayudara

Blog Statistik (sejak Des'07)

  • 1.285.070 pengunjung

support by:

whiteshirt | media